Sabtu, 17 Desember 2011

Konsep Profesi Guru


 Konsep profesi guru
1.      Pengertian dan Syarat-syarat Profesi Guru
a.      Pengertian Profesi
a)      Melayani masyarakat, merupakan karir yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
b)      Memerlikan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai
c)      Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori kepraktek
d)     Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
e)      Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau memiliki persyaratan masuk
f)       Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
g)      Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan untuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
h)      Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan.
i)        Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya: relatif bebas dari superfisi dalam jabatan
j)        Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k)      Mempuyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengakui dan mengetahui keberhasilan anggotanya.
l)        Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
m)    Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan dari setiap anggotanya.
b.      Syarat-syarat Profesi
Khusus untuk jabatan guru, ada kriteria tersendiri. Misalnya Nasional Education Association (NEA) (1948) dengan kriteria sebagai berikut:
a)      Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b)      Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
c)      Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama
d)     Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambungan
e)      Jabatan yang menjanjikan karir hidup dalam keanggotaan yang permanen
f)       Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
g)      Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
h)      Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
( Raflis dan Soetjipt , 2009: 15-16 dan 18)
2.      Kode Etik Profesi Keguruan
a.      Pengertian Kode Etik
Menurut UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 28 dengan ini jelas menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam dan diluar kedinasan.” Dalam penjelasan UU tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri. ( Raflis dan Soetjipt, 2009: 31-32)

b.      Tujuan Kode Etik
Tujuan pengadaan dari kode etik sebagai berikut:
a)      Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b)      Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya
c)      Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d)     Untuk meningkatkan mutu profesi
e)      Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
(R. Hermawan S, 1979)
c.       Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia haruslah menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, harus turut bertanggung jawab terhadap terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 agustus 1945. Oleh sebab itu, guru indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
a)      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk menusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
b)      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
c)      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didiknya sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
d)     Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar.
(Kode Etik Guru Indonesia, 1989)

contoh skenario pembelajaran smp



LATAR BELAKANG

            Di Indonesia terdapat banyak mata pelajaran yang tersedia seperti; matematika, fisika, biologi, sejarah, sosiologi, bahasa inggris, kimia dan lainnya. Diantara semua mata pelajaran yang ada diindonesia matematika adalah salah satu mata pelajaram yang dinggap sulit bagi sebagian besar siswa/orang. Nampak jelas bahwa mata pelajaran itu dianggap sulit karena didalam mata pelajaran matematika, sebagian besar isinya dipelajari dengan system rumus, berhitung dengan jutaan angka dan dengan jutaan rumus pula. Rumus-rumus yang saling berkaitan dan banyak, terkadang membuat siswa menjadi enggan untuk melihatnya atau bahkan mempelajarinya. Padahal mata pelajaran ini sangat penting untuk kita ketahui dan kita pelajari. Aplikasi dari mata pelajaran ini saring sekali kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

            Akan tetapi matematika tidak semata-mata dianggap sulit karena rumus-rumusnya yang banyak itu. Peran guru didalam pembelajaran-pun sangat berdominansi besar dalam membantu siswa memahami materi. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik dan disukai murid-muridnya, mungkin akan menjadi sebuah cerita yang berbeda, diluar kegemaran dari murid itu sendiri murid mungkin akan lebih menyukai materi pelajaran matematika.

            Untuk dapat mengajar dengan baik seorang guru haruslah memiliki perencanaan yang baik terlebih dahulu, dan kemudian perencanaan itu haruslah pula diaplikasikan dengan baik. Sebagai rencana awal yang harus dipersiapkan guru ialah menentukan model dan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Model dan metode yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, kondisi lingkungan, materi yang akan disampaikan dan juga kondisi siswa-siswinya, baik secara fisik maupun mental dan kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan guru.

            Untuk memahami lebih jelas tentang model dan metode pembelajaran, akan dibuat sebuah contoh skenario pembelajaran disebuah sekolah dengan contoh kondisi kelas tertentu.         

v  Kondisi kelas:

Karena yang diambil contoh skenario untuk proses pembelajaran tingkat smp semester 1, maka dianggap bahwa kondisi kelas yang tercipta masih hampir tegang dan pasif. Hal ini karena siswa belum terbiasa dengan kondisi  barunya baik dari segi kelas maupun guru. Di dalam kelas guru lebih sedikit dominan dalam manyampaikan materi, namun berusaha membangun sikap aktif dari siswa dengan cara mengajak siswa aktif menjawab contoh-contoh soal yang diberikan.

v  Model dan metode pembelajaran yang digunakan:

Model : Klasikal individual dan latihan mental
Metode : Ekspositori, tanyajawab, pemberian tugas











CONTOH SKENARIO
PEMBELAJARAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas/Semester            : VII SMP/1
Topik/Tema                 : Bilangan
Sub topic                     : Operasi Bilangan Bulat dan Mengenal Sifat Operasi
  Bilangan Bulat
Alokasi Waktu            : 2 x 45 menit
Jam pelajaran               : Pukul 7.30 – 8.20 WIB

STANDAR KOMPETENSI :
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah

KOMPETENSI DASAR
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

INDIKATOR
1)      Bagian-bagian dari bilangan bulat
2)      Menentukan letak bulat bilangan pada garis bilangan
3)      Operasi tambah, kurang, kali, bagi dan pangkat bilangan bulat termasuk
4)      operasi campuran.
5)      Sifat perkalian dari urutan bilangan bulat
6)      Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat.
7)      Memberikan contoh-contoh operasi bilangan bulat.
8)      Menentukan lawan dari masing-masing bilangan bulat
9)      Melakukan operasi campuran dari bilangan bulat

 

Langkah-langkah pembelajarannya


1.      Pembukaan (7.30 – 7.40)

1)      Guru masuk kelas
2)      Guru meminta ketua kelas untuk  memimpin doa, sebelum pelajaran dimulai
3)      Guru memberikan salam
ü  Respon yang diharapkan : siswa menjawab salam
4)      Guru menertibkan kelas, meminta siswa mengeluarkan buku pelajaran dan merapikan tempat duduk.
5)      Guru mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan (LCD, LEPTOP, Buku ajar, spidol, dan penghapus whitboard)

2.      Pengajaran (7.40 – 8.15) ”materi : operasi bilangan bulat”

1.      Guru mengulas sedikit tentang materi SD dan memberikan contoh-contohnya.

Lambang Bilangan Bulat”

Lambang bilangan bulat bentuk panjangnya merupakan hasil penjumlahan dari perkalian bilangan dengan pemangkatan bilangan 10.
Contoh:
2.345
        = 2.000 + 300 + 40 + 5
2.345
        = 2 ribuan + 3 ratusan + 4 puluhan + 5 satuan

Menentukan Nilai Tempat Bilangan

Contoh:
1) 53.451
    Dibaca lima puluh tiga ribu empat ratus lima puluh satu.
2) 212.583
    Dibaca dua ratus dua belas ribu lima ratus delapan puluh tiga
3) 2.523.459
    Dibaca dua juta lima ratus dua puluh tiga ribu empat ratus lima puluh sembilan

2.      Guru meminta siswa membuka buku LKS atau buku paket yang telah dibelinya, mengenai bab himpunan bilangan bulat, dan meminta siswa menyebutkan bagian-bagian dari bilangan bulat:

ü  Respon yang diharapkan: sambil menampilkan gambar dislide, berupa:
Image:Mat_2.png
siswa menyebutkan
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari:
a. Bilangan bulat positif (bilangan asli)
b. Bilangan nol
c. Bilangan bulat negatif (lawan bilangan asli)

3.    Guru menjelaskan tentang “Sifat Perkalian dari Urutan Bilangan Bulat” melalui contoh-contohnya

a.         Jika a > b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c > b x c
 
Jika a < b, dan c bilangan bulat positif, maka a x c < b x c
Contoh
1) 6 > 2 dan 6 bilangan bulat positif, maka 6x6 > 2x6
2) 5 < 7 dan 3 bilangan bulat positif, maka 5x3 < 7x3
b.         Jika a > b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc < bxc
Jika a < b, dan c bilangan bulat negatif, maka axc > bxc
Contoh
1) -2 >-6 dan -3 (bilangan bulat negatif), maka -2 x (-3) < -6 x (-3)
2) -3 < 2 dan -5 (bilangan bulat negatif), maka -3 x (-5) > 2x(-5)
c.         Jika a > b atau a < b, dan c adalah bilangan nol, maka axc = bxc = 0
Contoh
1) 4 > -2, maka 4 x 0 = -2 x 0 = 0
2) 3 < 5, maka 3 x 0 = 5 x 0 = 0
4.    Sesekali guru menanyakan kepada siswa, apakah siswa sudah memahami materi yang disampaikan atau belum. Jika siswa belum memahami materi yang disampaikan, guru memberikan contoh-contoh yang sejenis namun berbeda nilainya.
5.    Guru menjelaskan tentang “lawan bilangan bulat”
a)    Setiap bilangan bulat mempunyai tepat satu lawan yang juga merupakan bilangan  bulat
b)    Dua bilangan bulat dikatakan berlawanan, apabila dijumlahkan menghasilkan nilai nol.
a + (-a) = 0
Contoh
1) Lawan dari 4 adalah -4, sebab 4 + (-4) = 0
2) Lawan dari -7 adalah 7, sebab -7 + 7 = 0
3) Lawan dari 0 adalah 0, sebab 0 + 0 = 0

6.    Guru menjelaskan materi tentang “Operasi bilangan bulat

Ø  Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

Image:Mat_3.png
7.    Guru meminta siswa mengerjakan contoh soal penjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan positif dan menyebutka hasil penjumlahannya secara cepat.
       Soal:
1)      -6 + 8 =                                                    3) -2 + 8=
2)      7 + (-9)=                                                   4) -5+(-3)=
ü  Respon yang diharapkan : siswa menjawab dengan cepat soal-soal yang ditampilkan dalam slide secara beramai-ramai
1)      -6 + 8 = 2                                                        3) -2 + 8= 6
2)      7 + (-9)= -2                                                      4) -5+(-3)= -8

8.    Guru menjelaskan materi tentang “Operasi bilangan bulat” dan bersama-sama dengan siswa menjawab soal-soal yang telah dibuat guru sebelumnya.

Ø  Perkalian dan pembagian bilangan bulat

Perkalian adalah penjumlahan berulang sebanyak bilangan yang dikalikan.
Contoh:
2 x 3
= 3 + 3 = 6

Sifat-sifat perkalian suatu bilangan
a.        Perkalian bilangan positif dengan bilangan positif, hasilnya positif.
Contoh:
1) 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
2) 7 x 8 = 56
3) 12 x 15 = 180
b.      Perkalian bilangan positif dengan bilangan negatif, hasilnya negatif.
Contoh:
1) 4 x (-5) = (-5) + (-5) +(-5) +(-5) = -20
2) 7 x (-8) = -56
3) 12 x (-15) = -180
c.       Perkalian bilangan negatif dengan bilangan positif, hasilnya negatif.
Contoh:
1) -4 x 5 = -(5 + 5 + 5 + 5) = -20.
    2) -7 x 8 = -56
    3) -12x 15 = -180
d.      Perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif, hasilnya positif.
 Contoh:
 1) -4 x (-5) = -[-5 + (-5) + (-5) + (-5)] = -[-20] = 20
 2) -7 x (-8) = 56
 3) -12 x (-15) = 180
ü  Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.
Kesimpulan:
Text Box: + x +  = +
-  x - = +
- x + = - dan  + x - = -
Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian
Contoh
12 : 4 = 3, karena 4 x 3 = 12 atau 3 x 4 = 12
42 : 7 = 6, karena 7 x 6 = 42 atau 6 x 7 = 42

Sifat-sifat pembagian bilangan bulat
a.Pembagian bilangan positif dengan bilangan positif, hasilnya positif
   
        Contoh
   
        1) 63 : 7 = 9
   
        2) 143 : 11 = 13
b. Pembagian bilangan positif dengan bilangan negatif, hasilnya negatif
   
        Contoh:
 
           1) 63 : (-9) = -7
            2) 72 : (-6) = -12
c. Pembagian bilangan negatif dengan bilangan positif, hasilnya negatif
   
         Contoh:
            1) -63 : 7 = -9
   
         2) -120 : 10 = -12
d. Pembagian bilangan negatif dengan bilangan negatif, hasilnya positif.
   
        Contoh:
   
         1) -72 : (-8) = 9
 
           2) -120 : (-12) = 10

9.    Guru meminta siswa membaca dan memahami Sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat dan operasi campuran”. Jika siswa ada yang tidak memahami diminta untuk bertanya.

Sifat komutatif

Sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian.
a + b = b + a
a x b = b x a, berlaku untuk semua bilangan bulat

Contoh:
1) 2 + 4 = 4 + 2 = 6
2) 3 + 5 = 5 + 3 = 8
3) 4 x 2 = 2 x 4 = 8
4) 3 x 2 = 2 x 3 = 6

Sifat asosiatif

Sifat asosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian.
(a + b) + c = a + (b+c)
(a x b) x c = a x (bxc), berlaku untuk semua bilangan bulat
Contoh:
1) (2+4) + 6 = 2 + (4+6) = 12
2) (3+6) + 7 = 3 + (6+7) = 16
3) (3x2) x 4 = 3 x (2x4) = 24
4) (3x5) x 2 = 3 x (5x2) = 30

Sifat distributif (penyebaran)

a x (b + c) = (a x b) + (a x c), yang berlaku untuk semua bilangan bulat.
Contoh
1) 4 x (5 + 2) = (4 x 5) + (4 x 2) = 28
2) 5 x (7 + 3) = (5 x 7) + (5 x 3) = 50

Operasi Campuran

Aturan dalam mengerjakan operasi campuran adalah sebagai berikut.
a.       Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
b.      Perkalian dan pembagian adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu  dikerjakan terlebih dahulu.
c.       Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu.
d.      Perkalian atau pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau pengurangan.
10.  Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal berikut ini di papan tulis:
1.Gambarkan dengan garis bilangan, operasi hitung berikut:
     a. 8 – 3 =                                 c. -6 + 3 =
     b. 9 – (-5) =                             d. -3 + -3 =
2. Selesaikan operasi berikut
a. 66 : -3 =                                           b. -27 : 9=
     c. 72 : 9 =                                            d. -45 : -5=     

3. a. 20 + 30 – 12 =

    b. 40 – 10 - 5 =
    c. 40 - (10 - 5) =

4. a. 600 : 2O : 5 =

    b. 600 : (20 : 5) =

    c. 5 x 8 : 4 =

5. a. 5 x (8 + 4) =

    b. 5 x 8 -4 =

    c. 5 x (8 – 4) =
11.  Guru memberikan tugas pekerjaan rumah berupa mengisi lembar LKS yang telah dimiliki siswa ”bab operasi bilangan bulat” dan harus dikumpul dipertemuan selanjutnya.
3. Penutupan (8.15-8.20)
1)      Guru membereskan media belajar yang telah dipakainya
2)      Guru mengakhiri kelas dengan salam
ü  Respon yang diharapkan : siswa menjawab salam